• Sejarah Masjid Al Markaz Jendral M Jusuf, Masjid Kebanggaan Orang Makassar

  • Masyarakat.net
  • Sejarah Masjid Al Markaz Jendral M Jusuf, Masjid Kebanggaan Orang Makassar

    Foto: INT/kemenag.go.id

    Makassar, MASYARAKAT.NET- Salah satu masjid yang terkenal dan menjadi kebanggan warga Sulsel terutama Kota Makassar yakni Masjid Al Markaz Al Islami Jendral M Jusuf Makassar. Masjid yang dibangun pada tahun 1994 tersebut memiliki banyak sejarah yang patut dikenang. 

    Masjid Al Markaz saat ini dikelola oleh Yayasan Al Markaz Al Islami. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menjadi salah seorang pengurus masjid ini. 

    Masjid yang terletak di Jalan Mesjid Raya, Kecamatan Bontoala Makassar itu dibangun menggunakan dana awal sebesar Rp 11 miliar. 

    Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia HM Jusuf Kalla mengatakan, orang yang berperan penting dalam pembangunan Masjid Al Markaz Al Islami adalah Jenderal Muhammad Jusuf.

    Pembangunan bermula setelah Jenderal Jusuf pensiun dari Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan BPK pada awal tahun 90-an. Kala itu, Jenderal Muhammad Jusuf kerap menunaikan ibadah haji setiap tahun bersama keluarga dan kerabat.

    Dalam perjalanan ke Arab Saudi, Jenderal Muhammad Jusuf yang diketahui lahir di Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tahun 1928 melihat banyaknya perubahan. Salah satunya adalah keindahan masjid yang berada di pinggir pantai Jeddah, Arab Saudi.


    "Ini dari almarhum Jenderal Muhammad Jusuf. Setelah beliau pensiun dari panglima TNI dan BPK itu awal tahun 90-an. Tiap tahun kita naik haji, empat kali," kata Jusuf Kalla dalam sebuah sesi wawancara bersama Ustadz Das'ad Latif, dikutip dari SuaraSulsel.id, Senin 7 Juni 2021.

    Setelah melihat masjid tersebut, Jenderal Jusuf kemudian menyuruh Jusuf Kalla untuk melihat masjid itu. Agar dapat membangun masjid yang bagus di Makassar.

    "Dia (Jenderal Muhammad Jusuf) langsung meminta kau pergi lihat dulu masjid. Saya bilang saya sudah lihat. Terus dia bilang kau foto. Itu malam-malam, tengah malam itu," jelas Jusuf Kalla.

    Dikutip dari SuaraSulsel.id, inspirasi pembangunan Masjid Al Markaz kemudian bertambah, setelah Jenderal Jusuf melihat menara Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Untuk itu, ia menyuruh Jusuf Kalla mengukur tinggi menara Masjid Nabawi tersebut sebagai representasi untuk pembangunan masjid di Makassar nantinya.

    "Di Madinah, dia bilang kau bikin masjid yang menaranya sama dengan masjid di Madinah. Kemudian saya cek, menaranya 85 meter. Dia bilang kau bikin 84 meter," terang Jusuf Kalla.


  • Baca Juga :

  • Jusuf Kalla menerangkan bahwa masjid yang dicita-citakan Jenderal Muhammad Jusuf tersebut sebelumnya ingin dibangun di daerah pantai. Namun, menurut Jusuf tidak cocok jika ingin dibangun di area pantai Makassar. Seperti masjid yang pernah Jendral M Jusuf lihat di Jeddah, Arab Saudi.

    "Saya bilang kalau di pantai susah. Memeliharanya dan tempatnya susah kalau yang besar dan susah berkembang. Waktu Idul Fitri susah, di mana orang kalau di lapangan?," kata dia.

    "Akhirnya dipilihlah bekas kampus Unhas yang lama, di Baraya. Coba bicarakan dengan gubernur. Bicara dengan gubernur dan rektor. Nah, akhirnya pemerintah meruislag (tukar guling) itu lokasi dengan gubernur. Jadi gubernur yang bantu. Waktu itu Pak Palaguna untuk memberikan lahan dengan meruislag. Membangun hutan-hutan kota atau empang-empang milik Pemda ditukar. Maka kemudian selesai soal tanah dibangunlah," tambah Jusuf Kalla.


    Untuk dana pembangunan masjid sendiri, kata Jusuf Kalla, juga didapatkan dengan cara cukup sederhana. Total anggaran yang digunakan untuk membangun Masjid Al Markaz Al Islami sebesar Rp 11 miliar pada tahun 1994.

    Menurut Jusuf Kalla, dana sebesar Rp 11 miliar tersebut didapatkan dari sejumlah pengusaha yang bersedia membantu. Ajaibnya, dana Rp 11 miliar itu terkumpul dalam waktu setengah jam saja.

    "Pendanaan hanya kumpul dari teman-teman pengusaha jadi saya yang jelaskan dalam waktu hanya setengah jam terkumpul uang Rp 11 miliar. Dalam waktu setengah jam saja, jadi selesai. Ada pengusaha seperti Ical dan teman-teman lainnya," katanya.

    "Waktu itu tahun 1994, dananya Rp 11 miliar. Kalau sekarang nilai uangnya mungkin Rp 500 sampai Rp 600 miliar lah. Kalau orang bangun begitu sekarang di Makassar mungkin nilainya Rp 300-400 miliar yang dibutuhkan. Tapi pada waktu itu kan ekonomi kita masih baik, masih inflasi tidak banyak," sambung Jusuf Kalla.

    Agar berjalan dengan lancar, pembangunan Masjid Al-Markaz Al-islami ditenderkan. Semua ini dilakukan agar kontraktor yang mengerjakan yakin bahwa dana pembangunan masjid itu memang sudah disiapkan tanpa ada masalah apa pun.

    Jusuf Kalla mengatakan, awalnya masjid yang dibangun tersebut diberi nama Islamic Center. Tetapi, karena tidak sesuai dengan lokasi bangunan, akhirnya masjid itu diberi nama Masjid Al Markas Al Islami. (Arus)





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



Gaza Lapar dan Terkepung, Umat Dihimbau Turun ke Monas

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0


BWA akan Sumbang Al Quran kepada Peserta Raker PJMI

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0