-
Dari Kantor rumah dan Masjid: Saat Seorang Pejabat Menemukan Cahayanya Lewat Hafalan Qur’an
-
New Masyarakat.net
-
Sang Guru Ustadz Hasbin (aras)
Anwar Aras*
Di tengah hiruk pikuk aktivitas dunia, tak sedikit orang merasa menyesal karena lalai dari interaksi dengan Al-Qur’an. Namun menurut Ustadz Hasbin Abdurrahim Al-Hafidz, sosok yang telah lebih dari dua dekade menjadi imam rawatib di Masjid Wihdatul Ummah, Jalan Abdullah Dg. Sirua, Panakkukang, Makassar, menghafal Al-Qur’an tidak pernah mengenal kata terlambat.
“Boleh kah saya menghafal?” — Tentu boleh!
Ustadz Hasbin menceritakan kisah inspiratif seorang pejabat di Makassar yang sempat merasa dirinya “rugi” karena hidup hanya berkutat antara kantor dan rumah, sementara ia melihat orang lain hidup lebih bermakna—mereka bisa mengaji, bahkan menghafal Qur’an.
“Dia datang ke saya, bertanya apakah boleh ikut menghafal. Saya jawab, siapa yang menghalangi? Semua orang bisa menghafal,” tutur Ustadz Hasbin.
Akhirnya, pejabat tersebut memulai perjalanan hafalannya dan dalam satu tahun berhasil menghafal 10 juz, meskipun kesibukannya sebagai ASN Kota Makassar tidak berkurang. Sekarang, ia telah memasuki tahun kedua dengan target mencapai 20 juz.
Kisah Nyata dari Orang Sibuk yang Istiqamah
Bukan hanya satu atau dua orang, Ustadz Hasbin menyebutkan bahwa beberapa orang dari latar belakang berbeda, termasuk pegawai, dosen, mahasiswa, bahkan pengusaha, telah menyelesaikan hafalan mereka melalui pembinaan yang sabar dan konsisten di Masjid Wihdatul Ummah.
Ada yang datang rutin tiap subuh hanya untuk menyetorkan hafalan, bahkan dari tempat tinggal yang jauh. Salah satu jamaah dari daerah Pemda secara konsisten datang tiap Sabtu subuh, hingga akhirnya menyelesaikan hafalannya.
Semua Bisa, Asalkan Sabar dan Istiqamah
Menurut Ustadz Hasbin, yang menjadi tantangan utama bukanlah kemampuan menghafal, tetapi kesabaran dan konsistensi (istiqamah).
-
Baca Juga :
-
“Semua orang bisa menghafal. Kami juga dulu kesulitan. Tapi karena bersabar dan terus muroja’ah (mengulang hafalan), akhirnya bisa selesai. Hafalan itu jantungnya adalah muroja’ah. Kalau tidak, hafalan akan mulai kabur.”
Tips Menghafal dari Ustadz Hasbin
Perbaiki bacaan terlebih dahulu.
Hafalan yang benar hanya lahir dari bacaan yang benar, baik dari sisi makhraj maupun tajwid.
Hafal sesuai kemampuan.
Tak masalah jika hanya bisa satu ayat per hari. Yang penting kontinu dan tidak putus.
Anggap menghafal sebagai program seumur hidup.
Menghafal bukan proyek instan. Ini adalah amal jangka panjang, bahkan hingga akhir hayat.
Buat target yang realistis.
Seperti salah satu jamaah yang menargetkan 2,5 halaman per pekan (¼ juz), sehingga dalam sebulan ia menuntaskan 1 juz.
Istiqamah lebih penting daripada kecepatan.
Hafal sedikit tidak masalah, asal dilakukan terus-menerus. Yang salah adalah berhenti di tengah jalan.
Menghafal Membawa Ketenangan
Ustadz Hasbin menepis anggapan bahwa menghafal Qur’an adalah sesuatu yang berat atau bahkan bisa membuat stres. Justru, kata beliau, menghafal adalah makanan bagi jiwa.
“Dulu saya pernah diingatkan jangan terlalu serius menghafal, nanti gila. Tapi setelah hafal 10 juz, saya merasa makin tenang dan nyaman.”
Menghafal Al-Qur’an, menurut beliau, bukan hanya ibadah akal, tapi juga bentuk dzikir. Tak heran jika semakin banyak ayat yang dibaca dalam sehari, semakin besar ketenangan dan keberkahan yang dirasakan.
Ambil Peluang, Mulai Sekarang
Allah sendiri telah berfirman bahwa Al-Qur’an telah dimudahkan untuk diingat. Maka pertanyaannya bukan lagi "bisa atau tidak", tetapi “mau atau tidak”.
“Allah sudah mudahkan Qur’an. Sekarang tinggal kita: mau ambil peluang itu atau tidak. Sibuk bukan alasan. Kalau mereka yang sibuk saja bisa, apalagi yang tidak terlalu sibuk.”
Masjid Wihdatul Ummah, merupakan masjid yang cukup padat kegiatan keislamam, mulai dari taklim magrib isya, taklim usai shalat subuh, hingga berbagai kegiatan lainnya. Masjid ini berada di pusat bisnis dan pemukiman di tengah kota Makassar. Usai shalat shubuh penulis menemui Ustadz Hasbin di ruangannya yang berada di sebelah kiri ruangan utama masjid. Terus membuka ruang bagi siapa pun yang ingin memulai atau melanjutkan hafalan Al-Qur’an. Tak perlu sempurna untuk memulai, cukup mulai dan terus melangkah, ucapnya menutup percakapan.
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :