-
Dari Wakaf Buku Menumbuhkan Pembaca Aktif di SQ Wahdah Cibinong
-
New Masyarakat.net
-
Dari Wakaf Buku Menumbuhkan Pembaca Aktif di SQ Wahdah Cibinong(Aras)
Bogor, MASYARAKAT.NET-Suasana pagi di Sekolah Qur'an (SQ) Wahdah Islamiyah Cibinong Bogor Ponpes Tahfidz Qur’an Wahdah Cibinong kini terasa berbeda. Setelah salat Dhuha dan apel pagi, para santri tidak langsung bergegas menuju kelas. Mereka duduk tenang dengan sebuah buku di tangan. Selama 15 menit, mereka larut dalam bacaan—mulai dari kisah inspiratif, buku pengetahuan, hingga cerita fiksi yang sarat pesan moral.
Inilah wajah baru gerakan literasi di pondok, sebuah program yang lahir dari semangat wakaf buku yang kemudian berkembang menjadi literasi buku.
Membiasakan Santri Jadi Pembaca Aktif
Ustadz Dr. Syamsuddin, selaku Pembina Ponpes, menuturkan bahwa program literasi ini bukan sekadar mengisi waktu luang. Ia dirancang untuk melatih santri agar terbiasa membaca, memahami, dan menuliskan kembali isi bacaan.
“Santri tidak hanya membaca teks, tapi juga belajar menangkap makna di balik informasi. Ada pesan moral yang bisa dipetik, ada pelajaran yang bisa dipahami. Inilah langkah awal menjadikan mereka pembaca aktif,” ungkap beliau.
Menurutnya, kegiatan membaca 15 menit per hari ini adalah tahap pembiasaan, pondasi awal dari tiga tahap literasi: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Dengan menuliskan refleksi bacaan, santri dilatih untuk berpikir kritis sekaligus menajamkan daya ingat.
Literasi di Apel Pagi
Gagasan ini kemudian diperkaya dengan ide dari Ustadz Muhammad Hamka, S.Pd., M.Pd., Kepala SMP Cibinong Wahdah. Ia menegaskan bahwa literasi tidak hanya menjadi kegiatan tambahan, melainkan bagian dari rutinitas sekolah.
“Setiap pagi setelah Dhuha, siswa membaca buku selama 15 menit. Setelah itu mereka menulis ringkasan atau pesan moral dari bacaan. Nantinya, hasil bacaan ini akan dipresentasikan di depan guru. Bahkan ke depan, orang tua juga akan kami undang agar bisa menyaksikan langsung kemampuan anak-anak mereka dalam menyampaikan isi buku,” jelasnya.
-
Baca Juga :
- Bachtiar Adnan Kusuma, Bedah Buku "Meluruskan Kesalahpahaman Tentang Perpustakaan" di Dinas Perpus Sidrap
- Di Hari Literasi Sedunia, BAK Beri Kulum di STAI DDI Maros
-
Program ini pun berkembang dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Tidak hanya siswa, guru-guru pun ikut serta membaca. Saat ini, sudah ada sekitar 70 judul buku yang berhasil dikumpulkan melalui program donasi buku dari siswa. Buku-buku itu dipilih dari toko dan sumber terpercaya di Jakarta, lalu dibagikan kepada para peserta didik.
Membaca, Menulis, dan Berbagi
Ada semangat baru yang tumbuh di kalangan santri dan siswa SMP Wahdah. Mereka tidak sekadar membaca, tapi juga berlatih menulis refleksi, lalu menyampaikan kembali isi bacaan kepada teman-teman. Cara ini membuat mereka semakin percaya diri, terbiasa berbicara di depan umum, sekaligus melatih keterampilan berpikir.
“Kami ingin semua siswa gemar membaca, termasuk juga membaca koleksi buku yang ada di rumah masing-masing. Wali kelas pun ikut memantau progres mereka,” tambah Ustadz Hamka.
*Generasi Qur’ani yang Berwawasan*
Hal serupa disampaikan oleh Ustadz Dr.Agusman selaku kepala sekolah SMA bahwa program literasi ini menegaskan bahwa Sekolah ini tidak hanya fokus pada hafalan Al-Qur’an, tetapi juga berupaya membentuk generasi Qur’ani yang luas wawasannya. "Santri diharapkan tumbuh menjadi pembelajar sejati: mencintai Al-Qur’an sekaligus mencintai ilmu pengetahuan", ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa wakaf buku yang sederhana, kini lahir sebuah gerakan literasi yang berdampak besar. "Gerakan ini bukan sekadar menambah koleksi bacaan, tetapi juga membentuk karakter, mengasah keterampilan berpikir, serta menumbuhkan keberanian untuk berbagi pengetahuan", tutupnya.(Bur)
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :