• Hari Ibu, Taruna Ikrar: Mitokondria adalah Warisan Cinta Ibu yang Hidup di Setiap Sel Anak

  • Masyarakat.net
  • Hari Ibu, Taruna Ikrar: Mitokondria adalah Warisan Cinta Ibu yang Hidup di Setiap Sel Anak

    Jakarta — Peringatan Hari Ibu menjadi momen refleksi yang sarat makna bagi keluarga besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Dalam amanatnya pada Upacara Hari Ibu di Kantor Percetakan Negara, Senin (22/12/2025), 

     

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengajak seluruh peserta merenungkan kembali peran ibu bukan hanya sebagai sumber kasih sayang, tetapi sebagai fondasi kehidupan sejak awal terbentuknya manusia.

     

    Taruna Ikrar menegaskan bahwa seorang ibu adalah awal dari seluruh denyut kehidupan. Dari rahimnya, kehidupan dimulai; dari pelukannya, ketahanan jiwa dibentuk; dan dari nilai-nilai yang ditanamkannya, karakter seorang anak bertumbuh. “Ibu bukan hanya melahirkan manusia, tetapi juga menumbuhkan peradaban di dalam keluarga,” ujar Taruna dalam amanatnya.

     

    Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap ibu dan calon ibu, Taruna menegaskan komitmen BPOM dalam memperkuat perlindungan kesehatan perempuan. Salah satunya melalui penguatan program vaksinasi kanker serviks (HPV) yang terus digalakkan bersama Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Program ini menjadi langkah preventif strategis untuk melindungi perempuan Indonesia dari ancaman kanker serviks. “Hari Ibu bukan sekadar seremoni, tetapi panggilan nurani untuk menjaga kehidupan—dimulai dari perempuan, dari seorang ibu,” tegasnya.

     

    Lebih jauh, Taruna menggambarkan perjalanan seorang ibu sebagai proses pengorbanan panjang yang penuh keteguhan. Sejak mengandung selama sembilan bulan dalam doa dan kecemasan, seorang ibu berbagi tubuh dan kehidupannya dengan janin yang tumbuh di rahim. 

     

    Saat melahirkan, ia mempertaruhkan tenaga dan nyawa. Ketika menyusui, ia kembali memberi nutrisi terbaik bukan hanya untuk menguatkan tubuh anak, tetapi juga membangun ikatan batin yang tak tergantikan. 

     

    Dalam membesarkan anak, ibu menjadi tiang utama keluarga: penjaga nilai, penenang saat duka, dan sumber kekuatan ketika rumah tangga diuji oleh kehidupan.


  • Baca Juga :

  • Dalam refleksi ilmiah yang dibalut sentuhan humanis dan spiritual, Taruna menjelaskan bahwa sejak awal kehidupan, seorang ibu meninggalkan jejak yang tak kasat mata namun abadi. Di setiap sel tubuh anak, mitokondria hadir sebagai warisan biologis yang diturunkan dari ibu pemberi energi yang bekerja tanpa henti. Ia tidak terlihat dan tidak bersuara, namun setia memastikan kehidupan tetap menyala.

    Mitokondria, dalam ilmu kedokteran, dipahami sebagai fondasi keberlangsungan hidup manusia. Ia hidup di setiap sel tubuh, memberi energi agar manusia dapat bertahan hidup. Organ kecil ini menjadi salah satu ikatan biologis paling kuat dan paling abadi dalam sejarah kehidupan.

     

    Dalam pemaknaan yang lebih filosofis, mitokondria dimaknai sebagai simbol kesetiaan yang sunyi. Di setiap sel tubuh, mitokondria bekerja tanpa henti memberi energi agar hidup terus menyala. Ia menjadi simbol ikatan biologis paling setia dan paling abadi yang pernah dimiliki manusia, bekerja diam-diam tanpa menuntut pengakuan.

    “Mitokondria adalah kasih ibu yang menjelma daya,” tutur Taruna. 

     

    Saat anak lelah, ia tetap bekerja. Saat anak rapuh, ia tetap bertahan. Seperti cinta seorang ibu, mitokondria tidak meminta balasan ia hanya memastikan anaknya terus hidup, tumbuh, dan melangkah ke depan.

     

    Taruna menutup amanatnya dengan pesan mendalam bahwa di titik inilah sains dan cinta bertemu. Dari rahim, pelukan, air susu, hingga nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan setiap hari, ibu meninggalkan warisan yang utuh lahir dan batin.

     

    Mitokondria menjadi simbol warisan itu: hidup di setiap sel, menemani anak sepanjang hayat, sekaligus mengingatkan bahwa ibu adalah tiang keluarga dan denyut awal kehidupan manusia.





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya