Kuatkan Kerjasama Indonesia — Afrika, Nigeria Pelajari Genetika dan Produktivitas Ternak

Bogor, MASYARAKAT.NET — Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai mitra strategis negara-negara Afrika dalam pengembangan peternakan berkelanjutan. Hal itu mengemuka dalam penutupan Pelatihan Manajemen Embrio Transfer bagi Negara-Negara Afrika yang digelar di Hotel Santika, Bogor, Kamis (18/12/2025), sekaligus menjadi momentum penguatan kerja sama Indonesia–Nigeria di bidang bioteknologi reproduksi ternak.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyampaikan bahwa pelatihan intensif selama 11 hari sejak 8 hingga 18 Desember 2025 tersebut tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga pada penguatan kapasitas manajerial dan jejaring kerja sama antarnegara. 

“Keberhasilan pelatihan ini bukan sekadar kelulusan peserta, melainkan pertukaran ide dan pengalaman yang diharapkan mampu mendukung peningkatan genetika ternak, produktivitas, dan ketahanan pangan, khususnya di Nigeria,” ujar Agung.

Agung menegaskan, Indonesia melalui Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang berkomitmen penuh untuk terus membuka ruang kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan memberikan dukungan teknis bagi negara mitra. “Kami berharap kerja sama Indonesia dan Nigeria di bidang bioteknologi reproduksi ternak semakin kuat dan memberikan dampak nyata bagi pembangunan peternakan,” pungkasnya.

Sementara itu, Muhammed Gidado, Special Assistant to the Honourable Minister, Office of the Honourable Minister, Federal Ministry of Livestock Development Nigeria menyoroti tantangan besar sektor peternakan di Nigeria. Menurut dia, peternakan memegang peran krusial dalam ketahanan pangan, mata pencaharian pedesaan, pembangunan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja. “Produktivitas ternak kami masih berada di bawah potensi akibat keterbatasan sumber daya genetik dan program pemuliaan yang belum terkoordinasi dengan baik,” tuturnya.

Gidado menilai pelatihan di Indonesia menjadi jawaban atas tantangan tersebut karena memberikan pemahaman komprehensif tentang teknologi dan manajemen Embrio Transfer, termasuk aspek kesehatan dan kesejahteraan hewan. Ia berharap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat benar-benar diadaptasi dan diaplikasikan di Nigeria untuk memperbaiki sistem pemuliaan ternak secara berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, Hendra Satya Pramana yang mewakili Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI) Kementerian Luar Negeri, menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia sebagai inti dari kerja sama ini. Menurutnya, Indonesia tidak hanya berbagi teknologi, tetapi juga memastikan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Nigeria benar-benar berkembang, sehingga mampu memanfaatkan dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari sesuai dengan konteks lokal. “Kami berharap kemitraan ini dapat terus ditingkatkan dan memberi manfaat nyata bagi kedua negara,” imbuhnya.

Sebagai informasi, pendanaan dari kegiatan ini berasal dari Lembaga Dana Kerjasma Pembangunan Internasional (Indonesian Aid) yang merupakan lembaga independen dari pemerintah RI sebagai langkah diplomatik Indonesia di dunia Internasional.

Agung Suganda juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri, Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, serta seluruh panitia, narasumber, dan fasilitator atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai kolaborasi lintas lembaga ini sebagai contoh nyata diplomasi pembangunan Indonesia yang inklusif dan berorientasi pada hasil.

Penutupan pelatihan ini menandai langkah konkret diplomasi teknis Indonesia di sektor peternakan sekaligus memperkuat jembatan Kerja sama Selatan–Selatan Triangular (KSST). Dari Bogor, Indonesia dan Nigeria menatap masa depan peternakan Afrika yang lebih produktif, berdaya saing(Bur)