• MENDIAMKAN KEZALIMAN PENGUASA

  • New Masyarakat.net
  • MENDIAMKAN KEZALIMAN PENGUASA

    Aswar Hasan (aras)

    Aswar Hasan

    "إِذَا خَافَتْ أُمَّتِي مِنْ قَوْلِ الْحَقِّ عَلَى الظَّالِمِ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ تَرَكَهُمْ"

    “Jika umatku (Islam) merasa takut untuk mengucapkan kebenaran kepada orang yang zalim, maka Allah telah meninggalkan mereka.” (hadis riwayat Tirmidzi).

    Pesan utama hadits ini adalah agar umat Islam tidak diam ketika melihat ada kezaliman yang terjadi. Keberanian untuk menyampaikan kebenaran kepada pihak yang zalim menjadi salah satu bentuk perwujudan amar ma’ruf nahi munkar. Umat dianjurkan untuk tidak membiarkan kezaliman tumbuh dengan berpaling atau tidak bersuara. Hal ini merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keadilan dan kebenaran dalam masyarakat.

    Dalam sejarah umat manusia, kezaliman penguasa selalu menjadi momok yang menakutkan bagi rakyat dan lebih menakutkan lagi  ketika kezaliman itu dibiarkan terjadi dan diterima, atau bahkan dibenarkan oleh rakyatnya—khususnya oleh kaum yang berilmu dan kaum agamawan. Mendiamkan kezaliman bukan hanya berarti abai terhadap nasib kaum tertindas, tetapi juga memberi ruang subur bagi kejahatan untuk tumbuh dan mengakar lalu mencekik.

    Ketika kezaliman dibiarkan, maka tatanan sosial akan runtuh. Keadilan sebagai pilar utama dalam masyarakat tergantikan oleh ketakutan dan ketundukan semu. Imam Ibn Taimiyah dalam kitab As-Siyasah Asy-Syar’iyyah menyatakan: "Sesungguhnya Allah “mentoleransi” negara yang adil walaupun dipimpin oleh kafir, dan tidak akan “meridhohi” negara yang zalim walaupun dipimpin oleh Muslim."

    Ini menunjukkan bahwa keadilan adalah syarat keberlangsungan sebuah kekuasaan. Ketika penguasa berbuat zalim dan rakyat mendiamkan, maka keruntuhan menjadi keniscayaan.

    Islam tidak memandang bahwa dosa penguasa hanya   menimpa dirinya sendiri. Dalam banyak ayat, Allah menegaskan bahwa azab bisa menimpa seluruh masyarakat jika kezaliman dibiarkan. Allah berfirman dalam QS. Al-Anfal: 25:

     "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu..."


  • Baca Juga :

  • Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menulis bahwa kezaliman yang dibiarkan adalah sebab hancurnya umat terdahulu, karena orang baik tidak lagi menegur dan orang jahat dibiarkan leluasa. Mendiamkan kezaliman berarti membunuh ruh Islam yang hakiki, yaitu amar ma’ruf nahi munkar.

    Ulama besar seperti Sayyid Quthb menekankan bahwa keberanian menyampaikan kebenaran kepada penguasa zalim adalah puncak jihad.
    Kezaliman yang dibiarkan akan menjadi budaya  sehingga rakyat akan terbiasa hidup dalam ketakutan dan kompromi terhadap keburukan.

    Martin Luther King Jr., tokoh gerakan hak sipil di Amerika, mengingatkan dengan berkata: “In the end, we will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends.” Artinya; “Pada akhirnya, kita tidak akan mengingat perkataan musuh kita, tapi kebisuan teman kita.” Kutipan tersebut relevan dengan nilai Islam karena, ketika umat diam, maka mereka bukanlah sekadar penonton, melainkan bagian dari masalah itu.

    Olehnya itu, Ulama besar dunia Islam, Syaikh Yusuf al-Qaradawi, menyatakan bahwa membiarkan penguasa zalim adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah sosial dan agama. Islam bukan hanya agama spiritual, tetapi juga agama keadilan dan perlawanan terhadap kezaliman.

    Dalam konteks kebangsaan, jika kezaliman dibiarkan, maka negara akan kehilangan arah dan martabatnya. Rakyat akan tercerai-berai, sistem hukum kehilangan wibawa, dan negara menjadi mudah diintervensi asing. Sejarah menunjukkan bahwa kekuasaan yang zalim dan dibiarkan akan melahirkan revolusi berdarah atau kehancuran secara perlahan.

    Mendiamkan kezaliman Penguasa adalah bentuk kelalaian kolektif yang membahayakan dunia dan akhirat. Dalam Islam, kezaliman adalah musuh bersama, bukan urusan personal antara penguasa dan yang dizalimi. Karena itu, bersuara melawan kezaliman adalah bentuk iman, dan cinta tanah air, serta kesetiaan terhadap prinsip keadilan. Ingatlah pesan Imam Syafi’i, bahwa; “Tidak ada yang diam terhadap kebenaran kecuali setan bisu.”

    Olehnya itu, Umat Islam harus terus menyalakan api keadilan, sekecil apa pun, agar tidak tenggelam dalam  kezaliman  panjang yang menderitakan. Wallahu a’lam bisawwabe.





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



Tahun Baru Hijrah dan Kebangkitan Komunal*

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Semangat Hijriyah

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Langkah Zohran ke City Hall dan Strategi Menggagalkannya.

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

THAGHUT

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0


FASTABIQUL KHAIRAT

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Tujuh Pilar Menuju Kemenangan

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Makna dan Tujuan Memeringati Tahun Baru Islam

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Partai Setan dan Partai Allah

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0