-
Terimbas Dampak Serangannya Terhadap Islam, Prancis Minta Timur Tengah Hentikan Boikot
-
Faisal Mursila
-
Foto: Dailysabah
Paris, MASYARAKAT.NET - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Prancis mengatakan seruan untuk memboikot produk Prancis tidak berdasar dan harus dihentikan. "Seruan untuk untuk memboikot produk Prancis di beberapa negara Timur Tengah dan seruan untuk demonstrasi melawan Prancis tidak berdasar dan harus segera dihentikan," ujar Kemenlu Prancis dalam sebuah pernyataan yang dilansir laman Al Arabiya English, Senin (26/10).
Mengutip laporan BBC pada Senin (26/10/2020), produk Perancis telah dihapus dari beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar. Sementara, protes terhadap pernyataan Macron yang menyiggung Muslim telah terlihat di Libya, Suriah, dan Jalur Gaza.
Reaksi dari beberapa negara Timur Tengah tersebut dipicu oleh komentar yang dibuat oleh Macron setelah terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang guru Perancis yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.
Macron telah mengkritik mereka yang dia sebut sebagai "Islamis" dan membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Ini terjadi setelah seorang guru bahasa Prancis dipenggal di dekat Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi selama kelas tentang kebebasan berbicara. Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.
"Kami tidak akan melepaskan kartun," ujarnya dalam upacara untuk menghormati guru pekan lalu. "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita, mereka tidak akan pernah memilikinya," ujarnya menambahkan.
-
Baca Juga :
- Satgas Merah Putih II Jalankan Misi Kemanusiaan di Gaza
- Gaza Dibombardir, Jurnalis Tewas, Greenpress: Dunia Harus Bergerak!
-
Insiden tersebut telah memicu perdebatan tentang menghormati agama dan mendorong banyak pemimpin di dunia Islam untuk mengutuk kejahatan tersebut tetapi menekankan pentingnya menghormati para nabi. Muncul sejumlah kampanye lewat media sosial di negara-negara Muslim yang menyerukan pemboikotan produk Prancis.
Pada Ahad (25/10/2020), Macron menggandakan pembelaannya terhadap nilai-nilai Perancis dalam sebuah tweet yang berbunyi, "Kami tidak akan menyerah, selamanya."
Sementara itu, Para pemimpin politik di Turki dan Pakistan telah menganggapnya sebagai sosok politisi yang tak menghormati "kebebasan berkeyakinan" serta meminggirkan peran jutaan Muslim di Perancis. Pada Ahad, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan, untuk kedua kalinya, kepada Macron harus melakukan terapi "pemeriksaan mental" atas pandangannya tentang Islam.
Sindiran tersebut mendorong Perancis memanggil duta besarnya untuk Turki pada Sabtu (24/10/2020).[fm]
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Komentar :
-
Share :