-
Perubahan Dunia Sains dan Teknologi Akibat Virus Corona
-
Burhanuddin Marbas
-
Simbol Corona (foto:int)
Jakarta, MASYARAKAT.NET-Pandemi virus corona diprediksi mengubah kehidupan manusia selamanya. Dunia teknologi pun tak luput dari perubahan ini. Sebanyak 34 pakar dari berbagai bidang dimintai pendapat dan analisa oleh majalah politik online Amerika, Politico.com. Salah satu bidang yang dikupas adalah sains dan teknologi.
Lalu, bagaimanakah virus corona akan mengubah dunia sains, teknologi dan kehidupan digital manusia ke depannya? Berikut analisa 8 pakar sains dan teknologi yang angkat bicara membahas hal-hal yang akan mengalami perubahan. Berikut diantaranya:
1. Aturan yang menahan cara online akan hancur
Selama ini, masih ada beberapa aturan yang mencegah beberapa prosedur dan mekanisme dalam bidang kehidupan masyarakat, supaya tidak dilakukan online. Misalnya saja beberapa jenis tagihan bulanan, aturan birokrasi dan lain-lain.Namun menurut pimred majalah Reason, Katherine Mangu-Ward, wabah corona mau tidak mau membuat orang beralih semua ke online. Aturan-aturan birokrasi yang selama ini meminta tatap muka antara masyarakat dan pemerintah atau pihak tertentu, tidak bisa dipertahankan lagi.
Salah satunya adalah sekolah. Homeschooling dan e-learning selama ini terbentur masalah birokrasi. Dengan wabah virus corona, tidak ada alasan lagi untuk menahan pendidikan jarak jauh. Sejumlah layanan publik dari pemerintah juga akhirnya dibuat online sepenuhnya di beberapa negara.
2. Virtual reality makin populer
Presiden Vassar College, Elizabeth Bradley mengatakan virtual reality akan semakin dapat tempat di hati orang-orang. Ini logis saja, ketika kita diisolasi, dikarantina atau sendirian, maka VR menawarkan kita pengalaman 'pergi' ke tempat lain secara virtual.
Elizabeth membayangkan VR akan berkembang untuk membantu orang bersosialisasi dan membantu kesehatan mental orang yang mengisolasi diri. Misalnya dengan perangkat VR, kita bisa berjumpa orang di ruang kelas atau pertemuan warga virtual dan ini memberikan hal positif secara psikologis.
3. Era kebangkitan telemedicine
Kepala departemen etika kedokteran dan kebijakan kesehatan Universitas Pennsylvania, Ezekiel J Emanuel berpendapat wabah corona menjadi awal kebangkitan dari telemedicine. Klinik remote menggantikan klinik konvensional yang kewalahan menghadapi pandemi.
Pasien bisa menjaga diri dalam lingkungan yang terkendali, tapi bisa video call dengan dokter, tanpa harus menunggu di ruang tunggu dan jauh dari pasien lain yang bisa menulari atau bahkan kritis. Berbagai aplikasi kedokteran kini menawarkan konsultasi dokter online dengan dokter bersertifikasi. Resep dan obat bisa dikirim dengan kurir. Kekurangannya mungkin adalah dokter tidak bisa memeriksa langsung pasiennya.
-
Baca Juga :
- Dirjen KI dan Wamen Komdigi Persiapkan Langkah Strategis Terkait AI
- Presiden Prabowo Tegaskan KSTI 2025 Harus Bebas dari Politisasi: Fokus pada Ilmu, Sains, dan Teknologi
-
4. Porsi sains dapat perhatian lebih
Direktur YIMBY Law, Sonja Traus mengatakan sains sempat mengalami degradasi di era sekarang. Definisi kebenaran menjadi sangat politis, bergantung kekuatan politik tertentu. Bahkan industri seperti migas dan tembakau sering menolak hasil riset ilmiah yang dinilai merugikan mereka. Ada orang yang malah percaya bumi datar daripada astronomi sungguhan. Di situasi awal, kehadiran virus corona juga dituduh sebagai bagian dari konspirasi politik. Anda merasakan itu juga bukan?
Namun, ketika wabah corona semakin menjadi-jadi, akhirnya orang-orang berbondong-bondong ingin kembali kepada sains yang sesungguhnya. Mereka minta kembali kepada riset ilmu pengetahuan sejati. Apa yang telah dilakukan ilmuwan, apa itu teori kuman, dan belajar soal grafik exponential growth mengenai orang positif corona yang meledak jumlahnya. Sonja memprediksi sampai 35 tahun ke depan, orang kembali menghargai kepakaran para ilmuwan khususnya bidang kesehatan masyarakat dan epidemiZ
5. Pemerintahan virtual
Ethan Zuckerman adalah associate professor di MIT, Direktur Center for Civic Media berpendapat usai wabah virus corona, bersiap-siaplah untuk pemerintahan virtual. Wabah corona menyebabkan anggota DPR tidak bisa berkumpul rapat demi mencegah penularan. Di Amerika saja, anggota DPR sudah positif kena COVID-19. Mengatur pemerintahan secara virtual kini menjadi solusi yang dipikirkan.
Teknologi dipakai supaya anggota dewan dan pemerintahan bisa tetap bekerja tanpa langsung bertatap muka. Sementara itu, perintis startup Democracy Live, Joe Brotherton menambahkan, terkait dengan pemerintahan virtual ini, maka pemilu elektronik juga akan menjadi tren baru.
Pemilihan suara untuk memilih anggota parlemen atau kepala daerah, akan lebih aman dari wabah penyakit kalau TPS-nya dibikin virtual. Namun pemilu elektronik menuntut adanya perangkat mobile yang aman, transparan, dan efektif dari segi biaya serta teknologi yang mumpuni.
Faisal, diolah dari berbagai sumber
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :