-
Sudahkah Kita Sollider Terhadap Nasib Palestina?
-
New Masyarakat.net
-
Aswar Hasan (aras)
Aswar Hasan
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا"، وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ.
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” Kemudian beliau merapatkan jari-jemarinya (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadis ini diriwayatkan dari sahabat Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu. Konteks kemunculan hadis ini termasuk dalam pengajaran Rasulullah SAW kepada para sahabat mengenai pentingnya ukhuwah Islamiyah dan solidaritas dalam komunitas Muslim.
Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, hadis ini dinilai dalam berbagai konteks, termasuk ketika Rasulullah mengatur kerja sama untuk saling membantu antar kaum Muslimin dalam tugas-tugas sosial, jihad, dan distribusi sumber daya. Ia tidak muncul karena satu peristiwa khusus, tetapi sebagai bagian dari penguatan konsep sosial Islam, khususnya untuk saling ta'awun (tolong-menolong) dan itsar (mendahulukan orang lain).
Hadis ini berstatus Shahih, bahkan muttafaqun 'alaih, artinya disepakati keshahihannya khususnya oleh dua imam besar hadis: Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Ini menandakan hadis ini sangat kuat dan otoritatif dalam akidah dan akhlak Islam.
Relevansi dalam Konteks Solidaritas Palestina. Hadis ini mengajarkan bahwa luka yang dirasakan oleh satu bagian tubuh umat khususnya kini Palestina, harus dirasakan oleh bagian umat Islam lainnya di belahan dunia. Umat Islam tidak boleh bersikap apatis ketika saudara-saudara seiman mereka di Palestina dijajah, diblokade, dan dibunuh. Dukungan terhadap Palestina bukan sekadar pilihan emosional, melainkan perintah kenabian yang berpijak pada prinsip ukhuwah dan penguatan internal umat. Dan itu telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan mencontohkannya merapatkan jari-jari beliau, ummat Islam hari ini pun harus merapatkan barisannya; dalam doa, diplomasi, ataupun bantuan kemanusiaan, dan suara keadilan demi membela Palestina yang dijajah (genocide) oleh Israel.
Dalam konteks penderitaan rakyat Palestina, hadis ini menjadi batu penjuru untuk seruan moral kemanusiaan dan spiritual bagi seluruh umat Islam di dunia. Ketika satu bagian dari bangunan itu, yakni saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia bahwa Palestina saat ini disakiti, diblokade, dan dizalimi, maka dari itu, seluruh bangunan, yaitu tubuh umat Islam global, seharusnya turut merasakan sakit dan bangkit untuk memberikan perlawanan atau dukungan.
-
Baca Juga :
- Sikap Islam Menghadapi Ketidakjujuran dalam Bernegara
- Zohran's Victory, Democratic Party Leaders, and AIPAC
-
Solidaritas terhadap Palestina bukan semata bentuk kepedulian kemanusiaan, melainkan juga perintah iman. Laksana satu bangunan yang tidak akan kokoh jika salah satu bagiannya retak, demikian pula umat Islam tidak akan kuat jika sebagian dari mereka dibiarkan menderita sendirian. Maka, membantu Palestina melalui doa, donasi, advokasi, dan penyebaran informasi yang adil merupakan bentuk wujud konkret dari sabda Nabi dalam hadis tersebut.
Melalui persatuan dalam empati, aksi, dan doa, umat Islam dalam menunaikan amanat Nabi tersebut menunjukkan bahwa kekuatan umat terletak pada kesatuan hati dan kepedulian terhadap sesama. Sebagaimana jari-jemari yang saling merapat, kita perkuat barisan, agar tidak ada lagi ruang bagi kezaliman menembus dinding solidaritas umat.
Rana Setiawan, Jurnalis Kantor Berita MINA, Pemerhati Masalah Palestina menulis bahwa di tengah dunia yang mengaku beradab, satu juta anak di Gaza kini terancam mati kelaparan. Ini bukan hanya krisis kemanusiaan, ini adalah kegagalan moral global. Dan pertanyaannya sederhana: sampai kapan dunia akan terus pura-pura tidak tahu? Berapa banyak nyawa lagi harus hilang agar dunia mengatakan: 'Cukup'? Sudah 77 tahun Palestina bertahan dalam luka yang sama. Kini, luka itu menganga, berdarah, dan disaksikan dunia dalam definisi tinggi, namun tanpa tindakan berarti.
Mungkin tak terbayangkan jika anak Anda menangis kelaparan, tulang-tulangnya menonjol karena tubuhnya gagal tumbuh, dan Anda tak punya apa-apa lagi untuk diberikan kecuali doa. Tentu tak bisa dibayangkan, jika mereka tertidur bukan di tempat tidur, melainkan di tenda sobek, di bawah bayang-bayang dentuman rudal dan langit malam yang mencekam.
Inilah kenyataan yang dihadapi jutaan rakyat Palestina di Gaza hari ini, bencana yang tidak pernah benar-benar berhenti, hanya berganti bentuk, dari pengusiran, ke penjajahan, ke blokade, dan kini, genosida terang-terangan. Dunia melihatnya secara tranparan namun lebih banyak mereka diam.
Meskipun banyak diantara mereka yang berkata; “Tidak mesti anda seorang muslim atau beragama untuk membantu Palestina cukup anda menyadari bahwa anda juga adalah manusia”. Wallahu a’lam bisawwabe.
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :