A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/home/masy2394/tmp/sess/ci_sessiona10ac40632429b1487477aa55bf8a85b2ae00124): failed to open stream: Disk quota exceeded

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 176

Backtrace:

File: /home/masy2394/public_html/application/controllers/News.php
Line: 8
Function: __construct

File: /home/masy2394/public_html/index.php
Line: 294
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /home/masy2394/tmp/sess)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /home/masy2394/public_html/application/controllers/News.php
Line: 8
Function: __construct

File: /home/masy2394/public_html/index.php
Line: 294
Function: require_once

CHATD Covid-19: Antara Angka Positif dan New Normal
  • CHATD Covid-19: Antara Angka Positif dan New Normal

  • Sulaeman Mattarima
  • CHATD Covid-19: Antara Angka Positif dan New Normal

    Sulaeman Mattarima (foto:Sulaeman)

    Sulaeman Mattarima

    Kepala SMP IT AL BINAA Islamic Boarding School, Bekasi Jawa Barat

    Setiap saat warga negara dipertontonkan setidaknya dua hal menarik nan hangat saat ini, yaitu angka positif yang terdampak COVID-19 dan New Normal. Keduanya nyaris menghegemoni pemberitaan media massa, baik dari media elektronik maupun media cetak. 

    Warga negara memahami bahwa kondisi pandemic saat ini, memunculkan figur-figur pejuang pantang menyerah di tengah masyarakat. Semua setiap saat menjadi sorotan media. Bahkan elit politik dan elit artis sekalipun tenggelam olehnya. Sebut misalnya, figur dokter, perawat, pejabat, sukarelawan, dan satuan tugas yang dibentuk oleh lembaga-lembaga yang memiliki kepedulian yang besar dalam menanggulangi wabah COVID-19. Tentu semua bekerja sesuai dengan ranah profesi mereka, yang sudah pasti untuk kemaslahatan warga negara bukan kemaslahatan pribadi apatahlagi untuk kepentingan politis dan kepentingan uang. Dari lubuk hati yang sangat dalam, lewat tulisan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pejuang-pejuang percepatan penanggulangan wabah Covid-19 yang bekerja tampah pamrih, yang rela berkorban untuk nusa bangsa.

    Setiap hari Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan tentang kasus positif COVID-19. Pertambahan setiap hari menjadi pokok penyampaian dari beliau sebagai Jubir. Bertambahnyapun cukup tinggi seiring dengan berlalunya hari demi hari di bulan Juni 2020 ini. Jumat, 12 Juni 2020 tercatat 36.406 dan pada Sabtu, 13 Juni 2020 tercatat 37.420. Mengalami kenaikan yang sangat fantastis. Entah hari demi hari setelahnya akan terus naik atau melandai, atau turun drastis tergantung dari seluruh rantai manusia yang berinteraksi di negeri ini.

    Belum ada kabar penurunan drastis secara nasional, kecuali kalau menengok rekapitulasi setiap daerah, maka kelihatan daerah-daerah yang menurun dan bahkan nihil. Penurunan di daerah belum mampu menjadi pembilang yang signifikan di tingkat nasional. 

    Sebagian warga negara, merasakan adanya jarak yang terpisah dalam pengambilan keputusan New Normal dengan data jumlah yang positif terdampak COVID-19. Terlebih daerah-daerah yang terus bertambah maka ketetapan New Normal harus dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah daerah. Hanya saja angka kenaikan itu belum bernyali untuk mengendalikan keinginan pemerintah untuk penerapan New Normal karena faktor yang sangat sensitif, yaitu faktor ekonomi. Sesungguhnya New Normal itu bukan berpatokan pada kualitas kesehatan warga negara tapi berpatokan pada pertumbuhan ekonomi. Bank Dunia menegaskan bahwa wabah COVID-19 menyebabkan kejatuhan ekonomi dunia yang paling luas. Kenyataan ini yang menjadi alasan New Normal di beberapa daerah di negeri ini dan juga di belahan dunia lain. Jadi, sekali lagi, ini untuk kepentingan ekonomi.

    Di antara hikmah yang dipetik dari kondisi ini, yaitu:

    1. Data positif yang meningkat setiap hari secara nasional merupakan dasar bahwa negeri ini masih mewabah COVID-19, artinya virus itu masih bergentayangan secara nyata di tengah kehidupan masyarakat. Warga negara berikhtiar secara maksimal untuk melakukan pencegahan yang maksimal pula. Terus berhati-hati dan mengendalikan diri meskipun New Normal diberlakukan di wilayah masing-masing. Jangan lemah di saat kita harus kuat dan mari lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang ini, baik secara individu, keluarga, kelompok, berbangsa, dan bernegara.

    2. Pemerintah punya tanggung jawab penuh untuk sosialisasi dan penegakan kedisiplinan dari standar peraturan yang telah ditetapkan. Pemerintah punya polisi, tentara, tenaga medis, sukarelawan yang bisa maksimal memastikan peraturan itu ditegakkan, 

    3. Ulama pun sangat penting untuk dirangkul agar bisa berperan aktif memberikan pencerahan tentang pentingnya berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ulama dikenal dan didengar nasihat dan pencerahannya oleh warga negara sehingga melibatkan menjadi hal utama,


  • Baca Juga :

  • 4. Warga negara tidak perlu takut dengan jumlah angka yang meningkat setiap hari, tapi semakin banyak fokus mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala agar iman dan imun terus kuat sehingga segala wabah menjauh dari negeri ini.

     

    # new normal

    # semangat baru

    # lakukan apa yang bisa dilakukan sekarang

    # sehat lahir batin hebat 

    # ekonomi hebat

    Wallahu a’lam

    Bekasi, 22 Syawal 1441 H./14 Juni 2020





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



Setiap Manusia Pasti Diuji Sesuai Kemampuannya

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Mengapa Dakwah Dr Zakir Naik Ditolak?

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Harapan Itu Semakin Nampak!

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0



Happy 4th of July!

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Politik dan Identitas Keislaman

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

JIHAD BESAR

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Puasa Muharram

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0