-
JIHAD BESAR
-
New Masyarakat.net
-
Aswar Hasan (aras)
Aswar Hasan
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
"Maka janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan (Al-Qur'an) jihad yang besar. (Q.S. Al Furqan;52).
Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai larangan untuk tunduk atau kompromi dengan kaum kafir Quraisy yang terus-menerus menentang dakwah Islam. Allah memerintahkan Nabi agar teguh dan kuat dalam menyampaikan risalah, serta menghadapi mereka dengan Al-Qur’an, bukan dengan kekerasan fisik saat itu, karena konteks ayat ini turun di Makkah sebelum hijrah (fase dakwah secara damai). Tidak dalam konteks perang fisik.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini melarang Nabi ﷺ menaati keinginan kaum kafir, seperti ajakan kompromi (misalnya mereka meminta agar Nabi kadang menyembah berhala mereka, dan mereka kadang menyembah Allah). Sebaliknya, Allah memerintahkan untuk berjihad dengan Al-Qur'an, yakni dengan menyampaikan, menjelaskan, membantah syubhat, dan menguatkan hujah dengan Al-Qur’an. Ini disebut sebagai “jihad yang besar” karena senjata utamanya adalah kebenaran dari wahyu berdasarkan Al Qur’an.
Olehnya itu, ulama menasehati untuk tidak mentaati orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur'an dalam bentuk jihad yang agung, yakni dengan menyampaikan dan memperingatkan mereka."
Profesor Quraish Shihab menekankan bahwa “jihad besar” dalam ayat ini bukan jihad fisik, tetapi jihad intelektual dan spiritual dengan argumen Al-Qur'an, melawan kezaliman, kekufuran, dan kebatilan. Ini adalah jihad pikiran dan hujah, yang seringkali lebih berat daripada peperangan fisik, karena memerlukan kesabaran, ilmu, dan keteguhan prinsip.
Islam mengajarkan keteguhan prinsip, bukan kompromi dengan kebatilan. Jihad tidak selalu berarti perang fisik, tetapi bisa dalam bentuk ilmu, dakwah, dan penyampaian kebenaran.
Al-Qur’an adalah senjata utama dalam menghadapi kebatilan, melalui hujah, nasihat, dan pencerahan. Ayat ini menjadi landasan penting bahwa perjuangan ideologis dan pemikiran adalah bentuk jihad besar.
bahwa berjihad dengan Al-Qur’an adalah bentuk jihad terbesar. Bukan dengan pedang, melainkan dengan dakwah, pendidikan, dan penyebaran nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam wahyu Ilahi.
-
Baca Juga :
-
Jihad ini bermakna perjuangan intelektual dan spiritual—mengajak umat manusia menuju petunjuk Allah melalui bacaan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur’an. Ia menuntut kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan hati dalam menyampaikan risalah meski menghadapi cemoohan, tantangan, atau tekanan.
Para ulama tafsir seperti ini adalah melawan kebodohan, kezaliman, dan kekafiran dengan ilmu dan hujah yang bersumber dari Al-Qur’an. Inilah jihad Nabi Muhammad SAW selama periode Makkah—mengajak manusia pada Islam tanpa kekerasan, namun dengan hujah yang kuat dan akhlak yang luhur.
Maka, di zaman kini pun, jihad besar itu adalah memperjuangkan kebenaran Al-Qur’an bisa dengan memulainya dari masa kanak-kanak melalui pendidikan Al Qur’an dalam kehidupan nyata—di ruang pendidikan, media, politik, dan sosial—dengan cara yang damai, bijak, dan argumentatif.
Sebagai penutup, kita simak pernyataan Al-Ghazali sebagai berikut:
وأشد أنواع الجهاد الصبر على مفارقة ماهواه الإنسان
“Macam-macam jihad yang paling berat dilaksanakan adalah bersabar tidak menuruti hasrat dan syahwat hawa nafsu”. Wallahu a’lam bisawwabe.
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :