• Mewaspadai Istidraj, Nikmat Menjerumuskan

  • New Masyarakat.net
  • Mewaspadai Istidraj, Nikmat Menjerumuskan

    Aswar Hasan (aras)

    Aswar Hasan

    وَالَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

    "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami tarik mereka sedikit demi sedikit (ke arah kebinasaan), dari arah yang tidak mereka ketahui." (QS. Al-A‘rāf: 182)

    Kata sanastadrijuhum pada ayat tersebut terambil dari kata istidrāj, yang artinya membawa atau menjerumuskan sedikit demi sedikit secara halus tanpa disadari. Lalu, min ḥaytsu lā ya‘lamūn: dari arah yang mereka tidak sadari, maksudnya dengan cara yang tak mereka kira atau pahami.

    Menurut tafsir Ibnu Katsir Istidrāj adalah ketika Allah memberikan kenikmatan kepada pelaku maksiat, padahal itu menjadi sarana untuk menambah dosa mereka. Sebagaimana hadits Nabi ﷺ:

    "Apabila kamu melihat Allah memberi kenikmatan dunia kepada seorang hamba padahal ia terus bermaksiat, maka ketahuilah bahwa itu adalah istidrāj." (HR. Ahmad, al-Baihaqi)

    Jadi, tidak semua kelapangan, keberhasilan, dan kemewahan adalah tanda keberkahan. Ada kalanya, nikmat yang terus mengalir justru menjadi bentuk hukuman tersembunyi dari Allah. Fenomena ini dikenal sebagai istidrāj yaitu pemberian nikmat secara bertahap kepada orang yang durhaka, agar ia semakin larut dalam kesenangan hingga datang azab secara tiba-tiba. 

    TANDA ISTIDRAJ


  • Baca Juga :

  • Membedakan antara nikmat sebagai rahmat dan nikmat sebagai istidrāj sangat penting agar kita tidak tertipu oleh gemerlap dunia.

    Berikut ini tanda-tandanya:
    1.    Nikmat tanpa Syukur dan Ketaatan.
    Tanda rahmat jika membuat hati semakin bersyukur dan taat, sedangkan istidrāj menumbuhkan kelalaian dan kesombongan.
    2.    Kesenangan Bersanding dengan Kemaksiatan
    Nikmat sejati tidak mengantar pemiliknya kepada dosa, sementara istidrāj membuat dosa terasa wajar dan biasa.
    3.    Hilangnya Kepekaan terhadap Dosa.
    Hati yang mendapat rahmat sensitif terhadap kesalahan, sementara istidrāj membutakan hatinya terhadap perbuatan dosa.
    4.    Tidak Ada Peringatan yang Mengena
    Orang yang berada dalam rahmat tersentuh oleh nasihat dan ujian kecil, sedangkan istidrāj membuat hati kebal dan mengabaikan nasehat dakwah.
    5.    Kesenangan yang Membutakan dari Akhirat
    Rahmat mengantar pada keseimbangan dunia-akhirat, sedangkan istidrāj membuat akhirat terabaikan hingga terlupakan.

    Istidrāj Berbahaya karena merupakan hasil ilusi yang melenakan. Seseorang merasa semua baik-baik saja karena nikmat terus datang, padahal ia sedang digiring menuju kehancuran. Azab yang datang mendadak sering kali tanpa memberi kesempatan bertobat.

    Itulah sebabnya Imam Ibnul Qayyim mengibaratkan istidrāj seperti racun yang dibungkus madu—manis di awal, mematikan di akhir. Inilah jebakan yang membuat manusia terlena. Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Aku khawatir, jika aku berbuat dosa lalu Allah tetap melapangkan urusanku, karena itulah istidrāj.

    Di zaman ini, kemewahan sering dijadikan tolok ukur kesuksesan tanpa melihat cara mendapatkannya. Orang yang korup, menindas, atau zalim bisa saja tetap kaya, dihormati, dan hidup panjang. Namun, kelapangan semacam itu bisa jadi bukan rahmat, melainkan istidrāj.

    Maka, jangan mengukur keberkahan dari banyaknya nikmat semata. Ukurlah dari hubungannya dengan Allah. Bila nikmat membuat kita semakin taat, itu rahmat. Bila membuat kita semakin lalai, waspadalah—bisa jadi itu istidrāj. Wallāhu a‘lam bish-shawāb





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



80 DIPIMPIN 08

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Zohran Mamdani Walikota untuk Semua Warga New York

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

MUSUH KEIMANAN

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Kemerdekaan Palestina

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

HIKMAH

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Zohran dan Misi Nabi Musa AS

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Suara dari Monas Jakarta untuk Gaza Terbebas dari Genosida

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Pilihan Hiduo Antara Jalan Kebenaran vs Jalan Kesesatan

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0