-
Makna dan Tujuan Memeringati Tahun Baru Islam
-
New Masyarakat.net
-
Aswar Hasan (aras)
Aswar Hasan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." ( QS. Al Hasyr : 18)
Tahun Baru Islam, yang jatuh setiap tanggal 1 Muharram, bukanlah sekadar pergantian angka dalam kalender, melainkan momen spiritual yang sarat dengan nilai-nilai keislaman yang mendalam. Memperingati tahun baru Hijriah merupakan momentum untuk merenung, memperbaiki diri, dan mengambil pelajaran dari peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
Secara makna, Tahun Baru Islam mengingatkan kita pada permulaan baru yang baik, dalam hidup. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah bukan hanya berpindah tempat, tetapi juga berpindah dari suasana penindasan menuju kemerdekaan, dari kezaliman menuju keadilan, dari kegelapan menuju cahaya. Maka umat Islam pun diharapkan melakukan “hijrah” spiritual. Yaitu; meninggalkan dosa dan kelalaian menuju ketaatan dan kebaikan.
Momentum ini juga merupakan waktu yang tepat untuk muhasabah atau introspeksi diri. Setiap orang dituntut menilai kembali amal perbuatannya selama satu tahun terakhir, memperbaiki kekurangan, dan memperbarui niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Inilah bentuk hijrah yang hakiki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari sisi hikmah, memperingati 1 Muharram mengajarkan umat Islam untuk meneladani perjuangan dan kesabaran Rasulullah SAW. Perjalanan hijrah beliau penuh dengan strategi, ketabahan, dan tawakal kepada Allah. Dengan mengenangnya, umat didorong untuk bersikap sabar, bijak, dan berani dalam menghadapi tantangan hidup.
-
Baca Juga :
-
Selain itu, momen ini juga menghidupkan kembali kesadaran akan identitas Islam. Di tengah dominasi kalender masehi, dan menjadikan tahun baru Islam sebagai bagian dari kehidupan umat adalah wujud kebanggaan terhadap peradaban Islam dan bentuk pelestarian nilai-nilai keislaman.
Meskipun tidak ada perintah ibadah khusus di 1 Muharram, namun sunnah Nabi menganjurkan puasa di bulan ini, terutama pada hari Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram). Rasulullah SAW bersabda: “Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR. Muslim).
Adapun tujuan utama memperingati Tahun Baru Islam adalah membangun kesadaran sejarah dan memperkuat nilai-nilai akhlak Islami. Umat diajak untuk menanamkan semangat perubahan, membangun ukhuwah serta kembali kepada Allah dengan tekad memperbaiki diri.
Dengan demikian, Tahun Baru Islam bukan hanya milik kalender, melainkan milik hati dan jiwa kita. Ia adalah seruan untuk berhijrah dari gelap ke terang, dari lalai ke sadar, dari maksiat ke taat. Tahun Baru Islam harus menjadi momen kebangkitan ruhani dan awal kehidupan yang lebih bermakna. Pertanyaannya, sejauhmana kita telah berhijrah? Wallahu a’lam bisawwabe.
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :