• Tips Menjadi Santri Unggul

  • New Masyarakat.net
  • Tips Menjadi Santri Unggul

    Maulana La Eda, Lc, P.HD

    Maulana La Eda, Lc, Ph.D

    Dosen IAI STIBA 

    Menjadi santri bukan sekadar rutinitas belajar atau menghafal pelajaran agama. Di balik kehidupan pesantren, tersimpan peluang emas untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mulia dan bermanfaat bagi umat.

    Masa muda adalah saat yang paling berharga untuk menimba ilmu, terlebih dalam hal menghafal Al-Qur’an. Betapa rasa kagumnya terhadap santri-santri usia 13–14 tahun yang telah hafal beberapa juz Al-Qur’an. Para santri muda ini menunjukkan betapa besarnya potensi yang dimiliki generasi sekarang.

    Lebih dari Sekadar Menghafal

    Menempuh pendidikan di pesantren bukan semata-mata untuk menghafal Al-Qur’an atau mengikuti pelajaran agama. Lebih dari itu, santri memiliki misi besar: menjadi ulama, menjadi kader umat, dan menjadi penggerak kebaikan di tengah masyarakat.

    Maka, saat seorang santri ditanya mengenai tujuannya mondok, jawabannya seharusnya tidak berhenti pada “ingin hafal Qur’an” atau “ingin belajar agama,” tetapi melangkah lebih jauh: ingin menjadi ulama yang membimbing umat.

    Bekal Menuju Kader Ulama

    Ada beberapa kunci penting agar santri bisa tumbuh menjadi calon ulama yang unggul:

    1.    Kesungguhan dalam Belajar

    Bermain itu manusiawi, tetapi dalam belajar harus serius. Banyak ulama besar yang mengalami kesulitan di awal, namun karena ketekunan dan kesungguhan mereka, akhirnya mencapai derajat keilmuan yang tinggi. Mengulang hafalan berkali-kali adalah bagian dari proses yang tidak bisa dihindari.

    2.    Semangat dan Pantang Menyerah

    Belajar agama bukan jalan yang mudah. Kisah perjuangan ulama seperti Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang menggambarkan menghafal itu seperti memindahkan gunung menjadi bukti bahwa semangat adalah bahan bakar utama.


  • Baca Juga :

  • 3.    Menghafal Disertai Pemahaman

    Hafalan Al-Qur’an bukan hanya soal mengingat ayat-ayat, tetapi juga memahami maknanya. Seorang santri harus tahu arti dan konteks ayat, serta memperhatikan harakat terakhir agar hafalannya tidak menjadi hafalan kosong.

    4.    Konsistensi dalam Membaca dan Mengulang

    Tidak semua orang mudah menghafal, tapi siapa pun bisa berhasil dengan konsistensi. Semakin sering membaca dan mengulang, semakin kuat hafalan dan pemahaman yang dimiliki.

    5.    Berbakti kepada Orang Tua dan Guru

    Keberhasilan santri sangat erat kaitannya dengan restu orang tua dan guru. Tanpa adab dan bakti, sehebat apapun hafalan atau ilmu yang dimiliki, sulit untuk mendapatkan keberkahan.

    Mimpi Besar untuk Dua Dekade Mendatang

    Para santri untuk membayangkan 20 tahun ke depan. Santri-santri yang hari ini duduk di bangku SMP atau SMA, jika belajar dengan sungguh-sungguh, bisa menjadi ulama besar yang membimbing masyarakat. Menjadi kader ulama bukan soal cepatnya menghafal, tetapi tentang ketulusan niat, semangat belajar, kesungguhan, dan keberbaktiannya.

    Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap santri memikul amanah besar. Dengan semangat yang terjaga dan niat yang lurus, setiap santri punya peluang untuk menjadi ulama masa depan yang membawa cahaya bagi umat.

     





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



80 DIPIMPIN 08

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Zohran Mamdani Walikota untuk Semua Warga New York

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Mewaspadai Istidraj, Nikmat Menjerumuskan

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

MUSUH KEIMANAN

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Kemerdekaan Palestina

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

HIKMAH

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Zohran dan Misi Nabi Musa AS

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Suara dari Monas Jakarta untuk Gaza Terbebas dari Genosida

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0